Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s with the release of Letraset sheets containing Lorem Ipsum passages, and more recently with desktop publishing software like Aldus PageMaker including versions of Lorem Ipsum.

Selasa, 28 Desember 2010

The History of Love (Part I)

Di suatu siang, seorang gadis bernama Alma berdiri terpaku memandang sang hujan. Ia berdiri di sudut beranda kelasnya, hanya untuk sekadar menikmati gemericik hujan.  Ia amatlah senang, entah karena hujan, atau karena seseorang yang sedang dipikirkannya.
Pandangan dan kekagumannya terhadap hujan buyar, ketika seseorang yang sedang berdiri di seberang menyapa dan tersenyum kepadanya. Ia membalas sapaan orang itu dengan sebuah gurauan disertai senyuman indahnya. Dan sekarang, ia tak hanya berdiri sendiri menatap hujan, namun secara tidak langsung ia ditemani orang itu dari kejauhan.
"Sebuah siang dan hujan yang terindah yang pernah ku lihat."pikirnya dalam hati.
~~~~~~
Setelah kejadian itu, sosok orang itu selalu menyita perhatian Alma, entah kenapa orang itu yang ternyata bernama Misha, atau kak Misha dilihat dengan sudut berbeda dalam pandangan Alma. "Kak Misha..." Ucapnya ketika ia mengetahui nama orang itu.
~~~~~~
Lama setelah kejadian siang itu, Kak Misha tak diketahui lagi keberadaannya, walaupun kelas Alma dan Kak Misha begitu dekat, namun tak pernah lagi Alma melihat sosok orang itu, dan itu membuat hatinya kecewa. dan Alma menyadari, bahwa ia rindu dengan kehadiran sosok Kak Misha di dekatnya, dengan senyuman dan suara Kak Misha.
~~~~~~
Alma mencoba bangkit, ia mencoba melupakan Kak Misha dengan sepenuh hati, namun tak berhenti hasrat untuk ingin bertemu Kak Misha tumbuh di hatinya, dan ketika ada ujian, hatinya harus pupus dan jatuh ke dalam jurang yang lebih dalam, karena ia akan sangat sulit menemukan sosok Kak Misha yang tak di ketahui dimana ruangannya.
~~~~~~
Alma memang tak pernah sepenuhnya bisa melupakan Kak Misha, dan itu amat ia sadari. Setelah lama tak bertemu akibat ujian, mereka di pertemukan dalam sebuah acara camping. Kak Misha yang merupakan senior Alma hadir disana. 
Alma sangat senang, semua itu bisa terlihat dari sorotan matanya yang tak pernah lepas dari wajah dan sosok kak Misha ketika Kak Misha membantunya ataupun sekadar sedang berdiri di dekatnya.
Di Acara Camping, Alma mengalami gejolak yang sangat luar biasa, terkadang ia merasa di perlakukan berbeda dengan orang lain oleh Kak Misha, ia merasa sangat dekat dengannya, berbicara dan bercanda sepuasnya.
Namun, ia juga merasakan hatinya terluka, ketika di suatu saat, Kak Misha tak menyadari kehadirannya, walaupun dia sedang ada di hadapannya, dan Alma mengetahui perlakuan yang di tunjukkan Kak Misha pada alma ternyata sama dengan Juniornya yang lain.
namun lagi, ketika ia telah mencoba menerima semua kenyataan yang ada, Kak Misha hadir kembali, seakan tanpa dosa, dan ia telah membuka hati Alma kembali yang belum sepenuhnya tertutup dan terkunci bagi dirinya.
"kak Misha memang pandai mempermainkan hatiku." Ungkap Alma dalam hati, namun walaupun dia tahu seperti itu, tetap saja ia membuka hati untuk Kak Misha.
Dan ketika pulang dari camping, jemputan Alma belum datang, jadi dia putuskan untuk pinjam HP kak Misha untuk telpon, dan ternyata boleh, dengan memohon dengan sedikit wajah memelas.
Sebelum ia benar-benar telepon, ternyata jemputannya telah datang, dan dia hanya sempat mengucapkan terima kasih pada Kak Misha.
~~~~~~
Sesampainya di rumah, Alma membuka HPnya dan ia ketikkan sms,
"Mz, Makasie atas bantuannya.
Maaf law pulsamu berkurang.
Makasie mz....."
Send to : Mz Misha