Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s with the release of Letraset sheets containing Lorem Ipsum passages, and more recently with desktop publishing software like Aldus PageMaker including versions of Lorem Ipsum.

Jumat, 22 Oktober 2010

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU PENYIMPANGAN OLEH REMAJA

Remaja merupakan kelompok potensial yang perlu mendapat perhatian serius. Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity). Adapun ciri-ciri remaja adalah peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal sebagai masa storm dan stress, perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual, perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dalam hubungannya dengan orang lain, perubahan nilai dimana yang mereka anggap penting di masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena mendekati kedewasaan. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi, dalam satu sisi mereka menginginkan kebebasan, namun disisi lain mereka takut dengan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut.
Dalam fase remaja, seorang anak akan sangat mudah terpengaruh dengan apa yang ada di sekitarnya, maka dari itu penting bagi orang tua untuk memberi saran atau nasihat kepada anaknya tentang bagaimana cara memilih lingkungan pergaulan yang baik. Karena lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap perilaku yang dilakukan oleh remaja tersebut. Dalam konsep ajaran pendidikan Islam, lingkungan yang baik adalah lingkungan yang diridhoi oleh Allah dan Rasulullah SAW. misalnya lingkungan sekolah, madrasah, masjid, majelis taklim, balai musyawarah, dan lingkungan masyarakat yang islami. Adapun lingkungan yang mendapat murka dari Allah adalah lingkungan yang dijadikan tempat kemaksiatan dan kemunkaran.
Selain hormon, pengaruh lingkungan juga menjadi salah satu penyebab timbulnya pergeseran perilaku remaja. Globalisasi menyebabkan aksesibilitas remaja terhadap pornografi menjadi lebih mudah. Ribuan situs porno di internet serta media-media lain, seperti tabloid porno, komik hentai (komik porno Jepang) yang bertebaran di sekeliling remaja menjadi salah satu stimulan pergeseran perilaku para remaja saat ini.
Rita Damayanti yang mendapatkan gelar doktor pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) telah meneliti 8.941 pelajar dari 119 SMA sederajat di Jakarta. Menurutnya, perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja itu cenderung dilakukan karena pengaruh teman sebaya yang negatif. Apalagi bila remaja tersebut tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga yang kurang sensitif terhadap remaja. Selain itu, lingkungan negatif juga akan membentuk remaja yang tidak punya proteksi terhadap perilaku orang-orang di sekelilingnya. Bahkan, remaja yang merasa bebas dan tidak terkekang, ternyata lebih mudah jatuh pada perilaku menyimpang antara lain, merokok dan minum minuman keras. Ujung-ujungnya dari perilaku tersebut adalah remaja atau pelajar akan berperilaku negatif seperti mengkonsumsi narkoba bahkan melakukan seks pra nikah. Penelitian menunjukkan 7 dari 100 pelajar SMA pernah memakai narkoba.
Penelitian juga dilakukan oleh Tim Peneliti RSCM dan UI, mereka mengungkapkan bahwa 36 ribu janin hasil hubungan gelap di luar nikah dibunuh oleh remaja. Menurut Fetty Fajriati dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), meningkatnya kasus aborsi yang dilakukan oleh remaja itu, tidak lepas dari pengaruh tayangan televisi, maraknya peredaran CD dan situs internet pornografi. Di beberapa sinetron renaja, KPI menemukan adanya unsure cerita yang seolah-olah membenarkan seks bebas di kalangan remaja.
Selain sinetron, acara televisi yang dapat mempengaruhi perilaku penyimpangan yang dilakukan remaja adalah acara berita kriminal. Hampir keseluruhan berita kriminal tidak segan menampilkan adegan kekerasan di layar kaca seperti korban kekerasan, misalnya ceceran darah, bahkan menggambarkan kronologis kejadian secara lengkap. Unsur kekerasan yang terdapat dalam berita kriminal tidak dapat dibendung. Hal ini memicu munculnya faktor penentu perubahan bagi perilaku khalayaknya dalam aspek kognitif, afektif, dan konatif. Alternatif berita kriminal di televisi tentunya akan memberikan pengaruh bagi khalayak pemirsanya, terutama jika berita kriminal yang ditayangkan dinikmati oleh khalayak remaja. Khalayak remaja mulai menyesuaikan pola perilaku sosial sesuai tuntutan sosial. Remaja yang memiliki intentitas menonton berita kriminal mulai menyesuaikan hal-hal yang diterimanya dengan realitas sosial. Sehingga pengaruhnya akan cepat diterima terutama pada aspek kognitif, yang meliputi pengetahuan akan kejahatan, aspek afektif meliputi perasaan atau emosi akan tayangan kekerasan bahkan aspek behavioral yang meliputi tindakan untuk meniru adegan kekerasan.
Karena lingkungan sangat berpengaruh terhadap perilaku remaja, maka penting bagi setiap orang tua untuk selalu memanatau dan mengawasi lingkungan pergaulan anak remajanya. Selain itu, para orang tua juga harus waspada dengan acara televisi yang ditonton, karena belum tentu acara tersebut layak ditonton oleh remaja. Langkah berikutnya yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah membuat lingkungan keluarga senyaman mungkin bagi sang anak, karena keluarga merupakan media pertama dan utama yang berpengaruh terhadap perilaku perkembangan anak.




0 komentar:

Posting Komentar